Evolusi Teori Dan
Praktik Ilmu Manajemen
A. Aliran Klasik
Masa Revolusi Industri: Aliran Klasik muncul selama masa revolusi
industri berlangsung. Pada masa
tersebut muncul dua tokoh utama, yaitu
Robert Owen (1771-1858) dan Charles Babbage (1792-1871).
Robert Owen (1771 - 1858). Pada awal tahun 1800an
Robert Owen adalah manajer pada beberapa pabrik pemintalan kapas di New Lanark
Skotlandia. Dalam pemikirannya, Robert
Owen menekankan pentingnya unsur manusia
dalam produksi. Dia memperbaiki prosedur kerja agar dapat meningkatkan
produktivitas. Dia juga membuat
perbaikan-perbaikan dalam kondisi kerja, seperti pengurangan hari kerja
standar, pembatasan anak-anak dibawah umur yang bekerja, membangun perumahan
yang lebih baik bagi karyawan dan mengoperasikan toko perusahaan yang menjual
barang-barang dengan murah.
Robert Owen mengemukakan bahwa melalui perbaikan kondisi
karyawan, produksi dan keuntungan akan meningkat. Investasi pada karyawan atau
disebutnya"vital machines“ adalah investasi yang menguntungkan. Sayang usahanya terhenti setelah kematiannya.
Charles Babbage (1792 - 1871). Beliau adalah seorang
profesor matematika dari Inggris, yg mencurahkan banyak waktunya untuk membuat
operasi-operasi pabrik menjadi lebih efisien.
Babbage percaya bahwa aplikasi
prinsip-prinsip ilmiah pada proses kerja akan meningkatkan produktifitas dan
menurunkan biaya.
Babbage adalah penganjur pertama
prinsip pembagian kerja melalui spesialisasi. Setiap tenaga kerja harus diberi
latihan ketrampilan yang sesuai dengan setiap operasi pabrik. Lini perakitan
modern yang banyak dijumpai sekarang, dimana setiap karyawan bertanggung jawab
atas pekerjaan tertentu yang berulang, merupakan jasa Babbage.
Babbage menganjurkan kerjasama yang
saling menguntungkan antara karyawan dan pemilik pabrik, serta menganjurkan
rencanakan skema pembagian keuntungan.
Manajemen Ilmiah (scientific management): tokoh-tokoh aliran klasik
manajemen ilmiah ini adalah Frederick W. Taylor, Frank dan Lillian Gilbreth,
Henry L. Gantt, dan Harrington Emerson.
Frederick W. Tayor (1856 - 1915). Taylor disebut
sebagai "bapak manajemen ilmiah“, teorinya mulai berkembang pada tahun
1900an.
Diantara kontribusi yg diberikan
oleh Taylor adalah apa yang dinamakan Time and Motion Studies.
Taylor telah memberikan prinsip-prinsip
dasar (filsafat) penerapan pendekatan ilmiah pada manajemen, dan mengembangkan
sejumlah teknik-tekniknya untuk mencapai efisiensi. Empat prinsip dasar tersebut
adalah :
a)
Pengembangan
metoda-metoda ilmiah dalam manajemen, menggunakan metoda yang terstandar untuk
melaksanakan setiap pekerjaan.
b)
Seleksi
ilmiah untuk karyawan dan melatih mereka, agar setiap karyawan dapat diberikan
tanggung jawab sesuai dengan kemampuannya.
c)
Pendidikan
dan pengembangan ilmiah para karyawan.
d)
Kerjasama
yang baik antara manajemen dan tenaga kerja.
·
Frank Bunker Gilbreth. Frank Gilbreth (1868-1924), seorang pelopor pengembangan studi gerak
dan waktu, menciptakan berbagai teknik manajemen yang diilhami Taylor. Dia
sangat tertarik terhadap masalah efisiensi, terutama untuk menemukan "cara
terbaik pengerjaan suatu tugas".
·
Lilian
Gilbreth (1878-1972) lebih tertarik pada
aspek-aspek manusia dalam kerja, seperti seleksi, penempatan dan latihan
personalia. Dia mengemukakan gagasannya dalam bukunya yang berjudul The
Psychology of Management. Baginya, manajemen ilmiah mempunyai satu tujuan
akhir : membantu para karyawan mencapai seluruh potensinya sebagai mahluk
hidup.
Henryy L. Gantt (1861 - 1919). Kontribusinya yang
terbesar adalah penggunaan metoda grafik, yang dikenal sebagai "bagan
Gantt" ( Gantt Chart ) untuk penjadwalan kerja, dalam perencanaan,
koordinasi dan pengawasan produksi. Teknik-teknik scheduling modern
dikembangkan atas dasar metoda scheduling produksi dari Gantt.
Seperti Taylor, Henry L. Gantt
mengemukakan gagasan-gagasan:
a)
Kerjasama
yang saling menguntungkan antara tenaga kerja dan manajemen,
b)
Seleksi
ilmiah tenaga kerja,
c)
Sistem
insentif (bonus) untuk merangsang produktivitas, dan
d)
Penggunaan
instruksi-instruksi kerja yang rinci.
Harrington Emerson (1853 - 1931). Emerson menyoroti masalah pemborosan
dan ketidak-efisienan sebagai penyakit pada sistem industri. Oleh sebab itu
Emerson mengemukakan 12 prinsip-prinsip efisiensi yang sangat terkenal, sbb :
1)
Tujuan-tujuan
dirumuskan dengan jelas.
2)
Kegiatan
yang dilakukan harus masuk akal
3)
Adanya
staf yang cakap.
4)
Disiplin.
5)
Balas
jasa yang adil.
6)
Laporan-laporan
yang terpercaya, segera, akurat, sistem informasi dan akuntansi yang baik.
7)
Pemberian
perintah , perencanaan dan pengurutan kerja yang jelas.
8)
Adanya
standar-standar, skedul-skedul, metoda dan waktu untuk setiap kegiatan.
9)
Kondisi
pekerjaan yang terstandardisasi.
10)
Kegiatan
operasional yang terstandardisasi.
11)
Instruksi-instruksi
praktis yang tertulis dan terstandar.
12)
Balas
jasa atas efisiensi perlu dirumuskan rencana pemberian insentif.
Kelebihan dan Kekurangan Aliran Manajemen Ilmiah:
Kelebihan:
Persfektif manajemen klasik telah
menjadi dasar bagi pengembangan teori manajemen selanjutnya.
Kontribusi berharga Aliran Klasik
adalah mengenai: spesialisasi pekerjaan, studi mengenai masa dan beban kerja,
prosedur dan birokrasi, gagasan seleksi dan pengembangan ilmiah para karyawan
menimbulkan kesadaran akan pentingnya kemampuan dan latihan untuk meningkatkan
efektivitas karyawan.
Manajemen ilmiah yang telah
mengemukakan pentingnya disain kerja, mendorong manajer untuk mencari
"cara terbaik" dalam pelaksanaan tugas, dan meletakkan dasar profesionalisme dalam
manajemen.
Kekurangan:
Kelompok ini kurang memperhatikan
aspek kemanusiaan sebagai salah satu aspek penting dalam organisasi.
Aspek kemanusiaan yg perlu mendapat
perhatian bukan hanya menyangkut upah/insentif, tetapi juga yg mencakup motif,
kebutuhan, dan perilaku yg berbeda-beda untuk setiap individu.
Teori Organisasi Klasik/Manajemen Administrasi
Henry Fayol (1841 - 1925). Beliau adalah seorang
industrialis Perancis. Dalam bukunya Administration Industrielle et Generale
(Administrasi Industri dan Umum), Fayol mengemukakan teori dan
teknik-teknik administrasi sebagai
pedoman bagi pengelolaan
organisasi-organisasi yang kompleks
Dalam teori administrasinya Fayol memerinci manajemen
menjadi lima unsur kegiatan manajerial, yaitu: perencanaan,
pengorganisasian, pemberian perintah, pengkoordinasian serta
pengawasan dan pengendalian . Pembagian kegiatan manajemen
(administrasi) atas fungsi-fungsi tersebut dikenal sebagai “fungsionalisme
Fayol”.
Fayol membagi operasi-operasi
perusahaan menjadi enam kegiatan, yang semuanya saling tergantung satu dengan
yang lain. Kegiatan-kegiatan tersebut adalah:
1.
Teknik
- produksi dan manufacturing produk,
2.
Komersial
: pembelian bahan baku dan penjualan produk
3.
Keuangan
(finansial) : perolehan dan penggunaan modal,
4.
Keamanan
: perlindungan karyawan dan kekayaan,
5.
Akuntansi
: pelaporan, dan pencatatan biaya; laba dan hutang, pembuatan neraca, dan
pengumpulan data statistik,
6.
Manajerial
(perencanaan, pengorganisasian, pemberian perintah, pengkoordinasian,
pengawasan)
Disamping itu Fayol juga
mengemukakan empat belas prinsipprinsip manajemen yang secara ringkas adalah
sebagai berikut :
1.
Pembagian kerja : spesialisasi akan meningkatkan efisiensi pelaksanaan kerja.
2.
Wewenang : hak
untuk memberi perintah dan dipatuhi.
3.
Disiplin : respek
dan ketaatan pada peranan-peranan dan tujuan-tujuan organisasi.
4.
Kesatuan perintah : setiap karyawan hanya menerima instruksi tentang kegiatan tertentu dari
hanya seorang atasan.
5.
Kesatuan pengarahan : operasi-operasi dalam organisasi yang mempunyai tujuan yang sama harus
diarahkan oleh seorang manajer dengan penggunaan satu rencana.
6.
Meletakkan kepentingan perseorangan di bawah kepentingan umum : kepentingan perseorangan harus
tunduk pada kepentingan organisasi.
7.
Balas jasa : kompensasi
untuk pekerjaan yang dilaksanakan harus adil baik bagi karyawan maupun pemilik.
8.
Sentralisasi : adanya keseimbangan yang tepat antara sentralisasi dan desentralisasi.
9.
Rantai skalar (garis
wewenang) : garis wewenang dan perintah yang jelas.
10.
Order : bahan-bahan
(material) dan para pekerja harus berada pada tempat dan waktu yang tepat.
Terutama para pekerja hendaknya ditempatkan pada posisi-posisi atau
pekerjaan-pekerjaan yang paling cocok untuk mereka.
11.
Keadilan : harus
ada kesamaan perlakuan dalam organisasi.
12.
Stabilitas staf organisasi : tingkat perputaran tenaga kerja yang tinggi
tidak baik bagi pelaksanaan fungsi-fungsi organisasi.
13.
Inisiatif : bawahan
harus diberi kebebasan untuk menjalankan dan menyelesaikan rencananya, walaupun
beberapa kesalahan mungkin terjadi.
14.
Esprit de Corps (semangat korps) : "kesatuan adalah kekuatan",
pelaksanaan operasi organisasi perlu memiliki kebanggaan, kesetiaan dan rasa
memiliki dari para anggota yang tercermin pada semangat korps.
James D. Mooney. Mooney adalah eksekutif General Motors. Dia
mendefinisikan organisasi sebagai sekelompok, dua atau lebih orang, yang
bergabung untuk tujuan tertentu. Menurut Mooney, untuk merancang organisasi
perlu diperhatikan empat kaidah dasar, yaitu:
1.
koordinasi : syaratsyarat
adanya koordinasi meliputi wewenang, saling melayani, doktrin (perumusan
tujuan) dan disiplin,
2.
prinsip skalar : proses skalar mempunyai prinsip, prospek dan pengaruh sendiri yang
tercermin dari kepemimpinan, delegasi dan definisi fungsional,
3.
prinsip fungsional : adanya fungsionalisme bermacam-macam tugas yang berbeda,
4.
prinsip staf : kejelasan perbedaan antara staf dan lini.
Mary Parker Follett (1868 - 1933). Follett dan Barnard
bertindak sebagai "jembatan" antara teori klasik dan hubungan
manusiawi, karena pemikiran mereka berdasarkan kerangka klasik, tetapi
memperkenalkan beberapa unsur baru tentang aspek-aspek hubungan manusiawi.
Follett adalah ahli ilmu pengetahuan
sosial pertama yang menerapkan psikologi pada perusahaan, industri dan
pemerintah. Dia memberikan sumbangan besar dalam bidang manajemen melalui
aplikasi praktik ilmu-ilmu sosial dalam administrasi perusahaan.
Dia menulis panjang lebar tentang
kreatifitas, kerjasama antara manajer dan bawahan, koordinasi dan pemecahan
konflik. Follett percaya bahwa konflik dapat dibuat konstruktif dengan
penggunaan proses integrasi dimana orang-orang yang terlibat mencari
jalan pemecahan bersama atas perbedaan-perbedaan diantara mereka.
Dia juga menguraikan suatu pola
organisasi yang ideal di mana manajer mencapai koordinasi melalui komunikasi
yang terkendali dengan para karyawan.
Chaster L.Barnard (1886 - 1961): beliau adalah
presiden perusahaan Bell Telephone di New Jersey. Dalam bukunya The
Functions of the Executive yang ditulis pada tahun 1938, beliau menulis
pandangannya tentang bermacam-macam subyek manajemen, al:
Organisasi adalah sistem kegiatan
yang diarahkan pada tujuan. Fungsi-fungsi utama manajemen adalah perumusan
tujuan dan pengadaan segala sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
Peralatan komunikasi adalah penting
untuk pencapaian tujuan kelompok.
Dia
mengemukakan “teori penerimaan pada wewenang”. Menurut teorinya,
bawahan akan menerima perintah hanya bila mereka memahami dan mampu serta
berkeinginan untuk menuruti atasan.
Barnard adalah pelopor dalam
penggunaan "pendekatan sistem" untuk pengelolaan organisasi.
B.
Aliran Hubungan Manusiawi
Aliran hubungan manusiawi (perilaku
manusia atau neoklasik) melengkapi teori organisasi klasik dengan
pandangan sosiologi dan psikologi. Aliran ini muncul karena ketidak puasan atas
pendekatan klasik yang:
tidak sepenuhnya menghasilkan
efisiensi produksi dan keharmonisan kerja.
para manajer masih menghadapi
kesulitan-kesulitan dan frustasi karena karyawan tidak selalu mengikuti
pola-pola perilaku yang rasional.
Hugo Munsterberg (1863 - 1916). Hugo
Munstberg sering disebut "bapak psikologi industri". Dalam bukunya Psikology
and Industrial Efficiency, dia banyak menguraikan penerapan
peralatan-peralatan psikologi untuk membantu pencapaian tujuan produktifitas.
Ada 3 cara yang dapat dipakai untuk mencapai peningkatan produktifitas:
1)
penemuan
best possible person,
2)
penciptaan
best possible work,
3)
penggunaan
best posible effect untuk memotivasi karyawan.
Munstberg menyarankan penggunaan
teknik-teknik yang diambil dari psikologi eksperimen, terutama teknik-teknik
psikologi untuk memotivasi karyawan.
Munstberg mengingatkan adanya
pengaruh faktor-faktor sosial dan budaya terhadap organisasi.
Elton Mayo (1880 - 1949): "Hubungan
manusiawi" sering digunakan sebagai istilah umum untuk menggambarkan cara
di mana manajer berinteraksi dengan bawahannya:
Bila "manajemen
personalia" mendorong lebih banyak dan lebih baik dalam kerja, hubungan
manusiawi dalam organisasi adalah "baik".
Bila moral dan efisiensi memburuk,
hubungan manusiawi dalam organisasi adalah "buruk".
Untuk menciptakan hubungan manusiawi
yang baik, manajer harus mengerti mengapa karyawan bertindak seperti yang
mereka lakukan dan faktor-faktor sosial dan psikologi apa yang memotivasi
mereka.
Elton Mayo, dan asisten risemya
Fritz J. Roethlisberger serta William J. Dickson, mengadakan suatu studi
tentang perilaku manusia dalam bermacam situasi kerja yang sangat terkenal di
pabrik Howthorne milik perusahaan Western Electric dari tahun 1927 sampai
1932.
Elton Mayo dkk akhirnya menyimpulkan bahwa rantai reaksi emosional
yang kompleks telah mempengaruhi peningkatan produktivitas. Hubungan manusiawi
antara karyawan dan supervisornya sangat menentukan produktivitas dibandingkan
dengan beberapa perbaikan kondisi kerja yang diuji-cobakan dalam penelitian
mereka. Perhatian simpatik dari pengawas yang karyawan terima, telah mendorong
meningkatkan motivasi mereka. Phenomena ini dikenal sebagai “Hawthorne effect”.
Kelebihan dan Kekurangan Aliran Hubungan Manusiawi:
Kelebihan:
1.
Penekanan
kebutuhan-kebutuhan sosial dalam aliran hubungan manusiawi melengkapi
pendekatan klasik, sebagai usaha untuk meningkatkan produktivitas.
2.
Aliran
hubungan manusiawi mengutarakan bahwa perhatian terhadap para karyawan akan
memberikan keuntungan.
3.
Mayo
menekankan pentingnya gaya manajer dan oleh karenanya organisasi perlu merubah
latihan manajemennya.
4.
Manajer
diingatkan pentingnya perhatian terhadap proses kelompok untuk melengkapi
perhatian terhadap setiap karyawan secara individual.
·
Kekurangan:
·
Teori
hubungan manusiawi ini mengilhami para ilmuwan perilaku manusia seperti
Argyris, Maslow, dan McGregor untuk membahas lebih lanjut motivasi manusia.
Konsep "mahluk sosial" tidak menggambarkan secara lengkap
individu-individu pada tempatnya bekerja. Hal ini merupakan salah satu
keterbatasan teori hubungan manusiawi.
·
Perbaikan-perbaikan
kondisi keja dan kepuasan karyawan tidak menghasilkan peningkatan produktivitas
yang dramatik, seperti yang diharapkan. Juga, lingkungan sosial di tempat kerja
hanya salah satu dari beberapa faktor yang saling berinteraksi yang
mempengaruhi produktivitas. Hal ini terjadi karena pada masa Mayo melakukan
riset standar kerja sangat ekstrim berbeda dengan masa sekarang. Misalnya jam kerja mencapai 10 jam/hari,
anak-anak bekerja berdampingan dengan orang dewasa, mereka bekerja seperti
mesin. Kondisi pabrik yang redup dan luas, dan manajer bekerja sebagai bos.
C.
Aliran Manajemen Modern
Manajemen modern berkembang melalui
dua jalur yang berbeda.
Jalur peratama merupakan pengembangan dari aliran
hubungan manusiawi yang dikenal sebagai perilaku organisasi,
Jalur ke dua dibangun atas dasar
manajemen ilmiah, dikenal sebagai aliran kuantitatif (operation research
dan management science atau manajemen operasi).
PERILAKU ORGANISASI: Perkembangan aliran perilaku
organisasi ditandai dengan pandangan dan pendapat baru tentang perilaku manusia
dan sistem sosial. Tokoh-tokoh aliran ini antara lain:
1.
Abraham Maslow yang mengemukakan adanya "hirarki kebutuhan" dalam
penjelasannya tentang perilaku manusia dan dinamika proses motivasi.
2.
Douglas McGregor dengan teori X dan teori Y nya.
3.
Frederick Herzberg yang menguraikan teori motivasi higienis atau teori dua faktor.
4.
Robert Blake dan Jane Mouton yang membahas lima gaya kepemimpinan dengan kisi-kisi manajerial
(managerial grid).
5.
Rensis Likert yang telah mengidentifikasi dan melakukan penelitiannya secara ekstensif
mengenai empat sistem manajemen, dari sistem 1: exploitif-otoritatif sampai
sistem 4 : partisipatif kelompok.
6.
Fred Fiedler yang menyarankan pendekatan contingency pada studi kepenimpinan.
7.
Chris A.
yang memandang organisasi sebagai sistem sosial atau sistem antar hubungan
budaya.
8.
Edgar Schein yang banyak meneliti dinamika kelompok dalam organisasi, dan
lain-lainnya.
Prinsip-Prinsip Dasar Perilaku Organisasi
Manajemen tidak dapat dipandang
sebagai suatu proses teknik secara ketat (peranan, prosedur, prinsip).
Manajemen harus sistematik, dan
pendekatan yang digunakan harus dengan pertimbangan secara hati-hati.
Organisasi sebagai suatu keseluruhan
dan pendekatan manajer individual untuk pengawasan harus sesuai dengan situasi.
Pendekatan motivasional yang
menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan organisasi sangat dibutuhkan.
Sebagai tambahan beberapa gagasan yang lebih
khusus dari berbagai riset perilaku organisasi adalah :
Unsur manusia adalah faktor kunci
penentu sukses atau kegagalan pencapaian tujuan organisasi.
Manajer masa kini harus diberi
latihan dalam pemahaman prinsip-prinsip dan konsep-konsep manajemen.
Organisasi harus menyediakan iklim
yang memberikan kesempatan bagi karyawan untuk memenuhi seluruh kebutuhan mereka.
Komitmen dapat dikembangkan melalui
partisipasi dan keterlibatan para karyawan.
Pekerjaan setiap karyawan harus
disusun yang memungkinkan mereka mencapai kepuasan diri dari pekerjaan
tersebut.
Pola-pola pengawasan dan manajemen
pengawasan harus dibangun atas dasar pengertian positif yang menyeluruh
mengenai karyawan dan reaksi mereka terhadap pekerjaan
D.
Aliran
Kuantitatif
Aliran kuantitatif ditandai dengan
berkembangnya team-team riset operasi (operations research) dalam
pemecahan masalah-masalah industri, yang didasarkan atas sukses team-team riset
operasi Inggris dalam Perang Dunia ke II. Sejalan dengan semakin kompleksnya
komputer elektronik, transportasi dan komunikasi, dan sebagainya, teknik-teknik
riset operasi menjadi semakin penting sebagai dasar rasional untuk pembuatan
keputusan. Prosedur-prosedur riset operasi tersebut kemudian diformalisasikan
dan disebut aliran management science.
Teknik Manajemene science digunakan
dalam kegiatan penganggaran modal, manajemen aliran kas, scheduling produksi,
pengembangan strategi produk, perencanaan program pengembangan sumber daya
manusia, penjagaan tingkat persediaan yang optimal dan sebagainya. Penggunaan
teknik-teknik untuk pemecahan masalah dan pembuatan keputusan telah terbukti
banyak membantu manajer dalam kegiatan-kegiatan perencanaan dan pengawasan.
Langkah-langkah pendekatan
management science biasanya adalah sebagai berikut :
Perumusan masalah
Penyusunan suatu model matematis
Mendapatkan penyelesaian dari model
Pengujian model dan hasil yang
didapatkan dari model.
Penetapan pengawasan atas
hasil-hasil.
Pelaksanaan hasil dalam
kegiatan-implementasi.
E.
Isu-isu Kontemporer dalam Ilmu Manajemen
Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan
Saefullah (2014), menyimpulkan beberapa
isu kontemporer dalam Ilmu Manajemen, yaitu:
Downsizing: organisasi berusaha meningkatkan
efisiensi dengan mengecilkan bentuk organisasinya, misal pengurangan jumlah
pekerja atau anggotanya. Konsep ini
diterapkan al dengan mengganti pekerja/manusia dengan mesin. Mengakibatkan meningkatnya pengangguran.
Diversity Manajemen: adalah konsep bagaimana organisasi
mampu mengelola berbagai perbedaan dalam organisasi/perusahaan. Perbedaan tsb dpt disebabkan adanya perbedaan
etnis, agama, karakter/ sifat, motivasi dan tujuan yg ingin dicapai. Salah satu isu penting sehubungan dg ini
adalah cross-cultural management atau manajemen lintas budaya.
Teknologi Informasi: berkembangnya media informasi dan
komunikasi seperti internet, website, e-mail, WA, BBM, chatting, dll
menyebabkan terjadinya perubahan cara orang berinteraksi. Contoh, rapat hanya
kadang-kadang melalui e-mail atau WA
atau skipe.
Globalisasi: adalah situasi dimana berbagai
pihak di seluruh dunia dapat semakin mudah melakukan interaksi tanpa batasan
geografis/regional atau negara. Seseorang di negara A dapat memiliki perusahaan
di negara B dan sebaliknya.
Perbedaan budaya, politik, dll
sering menjadi kendala dalam proses globalisasi ini.
Etika dan Tanggung Jawab Sosial: Ini menyangkut isu-isu seperti
korupsi, kerusakan lingkungan, penipuan konsumen, dll, yg harus menjadi
perhatian pihak manajemen.
Managing for Quality: Kualitas merupakan indikator
tercapainya produktivitas. Peningkatan
kualitas adalah salah satu cara untuk bisa bertahan dalam pasar. Manajemen harus memperhatikan hal ini.
Ekonomi Jasa (Service Economy): Kegiatan ekonomi pd saat ini juga
merupakan kegiatan penyediaan jasa bagi konsumen. Termasuk dalam hal ini adalah isu mengenai
hak-hak kekayaan intelektual (property right).
No comments:
Post a Comment