Translate

Sunday, July 24, 2016

Evolusi Teori Dan Praktik Ilmu Manajemen

Evolusi Teori Dan Praktik Ilmu Manajemen



A.      Aliran Klasik
Masa Revolusi Industri:  Aliran Klasik muncul selama masa revolusi industri berlangsung.  Pada masa tersebut muncul  dua tokoh utama, yaitu Robert Owen (1771-1858) dan Charles Babbage (1792-1871).
  Robert Owen (1771 - 1858). Pada awal tahun 1800an Robert Owen adalah manajer pada beberapa pabrik pemintalan kapas di New Lanark Skotlandia.  Dalam pemikirannya, Robert Owen  menekankan pentingnya unsur manusia dalam produksi. Dia memperbaiki prosedur kerja agar dapat meningkatkan produktivitas.  Dia juga membuat perbaikan-perbaikan dalam kondisi kerja, seperti pengurangan hari kerja standar, pembatasan anak-anak dibawah umur yang bekerja, membangun perumahan yang lebih baik bagi karyawan dan mengoperasikan toko perusahaan yang menjual barang-barang dengan murah.
  Robert Owen  mengemukakan bahwa melalui perbaikan kondisi karyawan, produksi dan keuntungan akan meningkat.   Investasi pada karyawan atau disebutnya"vital machines“ adalah investasi yang menguntungkan.  Sayang usahanya terhenti  setelah kematiannya.
  Charles Babbage (1792 - 1871). Beliau adalah seorang profesor matematika dari Inggris, yg mencurahkan banyak waktunya untuk membuat operasi-operasi pabrik menjadi lebih efisien.
  Babbage percaya bahwa aplikasi prinsip-prinsip ilmiah pada proses kerja akan meningkatkan produktifitas dan menurunkan biaya.
  Babbage adalah penganjur pertama prinsip pembagian kerja melalui spesialisasi. Setiap tenaga kerja harus diberi latihan ketrampilan yang sesuai dengan setiap operasi pabrik. Lini perakitan modern yang banyak dijumpai sekarang, dimana setiap karyawan bertanggung jawab atas pekerjaan tertentu yang berulang, merupakan jasa Babbage.
  Babbage menganjurkan kerjasama yang saling menguntungkan antara karyawan dan pemilik pabrik, serta menganjurkan rencanakan skema pembagian keuntungan.
Manajemen Ilmiah (scientific management): tokoh-tokoh aliran klasik manajemen ilmiah ini adalah Frederick W. Taylor, Frank dan Lillian Gilbreth, Henry L. Gantt, dan Harrington Emerson.
  Frederick W. Tayor (1856 - 1915). Taylor disebut sebagai "bapak manajemen ilmiah“, teorinya mulai berkembang pada tahun 1900an.
  Diantara kontribusi yg diberikan oleh Taylor adalah apa yang dinamakan Time and Motion Studies.
  Taylor telah memberikan prinsip-prinsip dasar (filsafat) penerapan pendekatan ilmiah pada manajemen, dan mengembangkan sejumlah teknik-tekniknya untuk mencapai efisiensi. Empat prinsip dasar ter­sebut adalah :
a)      Pengembangan metoda-metoda ilmiah dalam manajemen, menggunakan metoda yang terstandar untuk melaksanakan setiap pekerjaan.
b)      Seleksi ilmiah untuk karyawan dan melatih mereka, agar setiap karyawan dapat diberikan tanggung jawab sesuai dengan kemampuannya.
c)       Pendidikan dan pengembangan ilmiah para karyawan.
d)      Kerjasama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja.
·         Frank Bunker Gilbreth. Frank Gilbreth (1868-1924), seorang pelopor pengembangan studi gerak dan waktu, menciptakan berbagai teknik manajemen yang diilhami Taylor. Dia sangat tertarik terhadap masalah efisiensi, terutama untuk menemukan "cara terbaik pengerjaan suatu tugas".
·         Lilian Gilbreth (1878-1972) lebih tertarik pada  aspek-aspek manusia dalam kerja, seperti seleksi, penempatan dan latihan personalia. Dia mengemukakan gagasannya dalam bukunya yang berjudul The Psychology of Management. Baginya, manajemen ilmiah mempunyai satu tujuan akhir : membantu para karyawan mencapai seluruh potensinya sebagai mahluk hidup.
  Henryy L. Gantt (1861 - 1919). Kontribusinya yang terbesar adalah penggunaan metoda grafik, yang dikenal sebagai "bagan Gantt" ( Gantt Chart ) untuk penjadwalan kerja, dalam perencanaan, koordinasi dan pengawasan produksi. Teknik-teknik scheduling modern dikembangkan atas dasar metoda scheduling produksi dari Gantt.
  Seperti Taylor, Henry L. Gantt mengemukakan gagasan-gagasan:
a)      Kerjasama yang saling menguntungkan antara tenaga kerja dan manajemen,
b)      Seleksi ilmiah tenaga kerja,
c)       Sistem insentif (bonus) untuk merangsang produktivitas, dan
d)      Penggunaan instruksi-instruksi kerja yang rinci.
Harrington Emerson (1853 - 1931). Emerson menyoroti masalah pemborosan dan ketidak-efisienan sebagai penyakit pada sistem industri. Oleh sebab itu Emerson mengemukakan 12 prinsip-prinsip efisiensi  yang sangat terkenal, sbb :
1)      Tujuan-tujuan dirumuskan dengan jelas.
2)      Kegiatan yang dilakukan harus masuk akal
3)      Adanya staf yang cakap.
4)      Disiplin.
5)      Balas jasa yang adil.
6)      Laporan-laporan yang terpercaya, segera, akurat, sistem informasi dan akuntansi yang baik.
7)      Pemberian perintah , perencanaan dan pengurutan kerja yang jelas.
8)      Adanya standar-standar, skedul-skedul, metoda dan waktu untuk setiap kegiatan.
9)      Kondisi pekerjaan yang terstandardisasi.
10)   Kegiatan operasional yang terstandardisasi.
11)   Instruksi-instruksi praktis yang tertulis dan terstandar.
12)   Balas jasa atas efisiensi perlu dirumuskan rencana pemberian insentif.
Kelebihan  dan Kekurangan  Aliran Manajemen Ilmiah:  
Kelebihan:
  Persfektif manajemen klasik telah menjadi dasar bagi pengembangan teori manajemen selanjutnya.
  Kontribusi berharga Aliran Klasik adalah mengenai: spesialisasi pekerjaan, studi mengenai masa dan beban kerja, prosedur dan birokrasi, gagasan seleksi dan pengembangan ilmiah para karyawan menimbulkan kesadaran akan pentingnya kemampuan dan latihan untuk meningkatkan efektivitas karyawan.
  Manajemen ilmiah yang telah mengemukakan pentingnya disain kerja, mendorong manajer untuk mencari "cara terbaik" dalam pelaksanaan tugas, dan  meletakkan dasar profesionalisme dalam manajemen.
  Kekurangan:
  Kelompok ini kurang memperhatikan aspek kemanusiaan sebagai salah satu aspek penting dalam organisasi. 
  Aspek kemanusiaan yg perlu mendapat perhatian bukan hanya menyangkut upah/insentif, tetapi juga yg mencakup motif, kebutuhan, dan perilaku yg berbeda-beda untuk setiap individu.
Teori Organisasi  Klasik/Manajemen Administrasi
  Henry Fayol (1841 - 1925). Beliau adalah seorang industrialis Perancis. Dalam bukunya Administration Industrielle et Generale (Administrasi Industri dan Umum), Fayol mengemukakan teori dan teknik-teknik  administrasi sebagai pedoman bagi pengelolaan  organisasi-organisasi yang kompleks
  Dalam teori  administrasinya Fayol memerinci manajemen menjadi lima unsur kegiatan manajerial, yaitu: perencanaan, pengorganisasian, pemberian perintah, pengkoordinasian  serta  pengawasan dan pengendalian . Pembagian kegiatan manajemen (administrasi) atas fungsi-fungsi tersebut dikenal sebagai “fungsionalisme Fayol”.
Fayol membagi operasi-operasi perusahaan menjadi enam kegiatan, yang semuanya saling tergantung satu dengan yang lain. Kegiatan-kegiatan tersebut adalah:
1.       Teknik - produksi dan manufacturing produk,
2.       Komersial : pembelian bahan baku dan penjualan produk
3.       Keuangan (finansial) : perolehan dan penggunaan modal,
4.       Keamanan : perlindungan karyawan dan kekayaan,
5.       Akuntansi : pelaporan, dan pencatatan biaya; laba dan hutang, pembuatan neraca, dan pengumpulan data statistik,
6.       Manajerial (perencanaan, pengorganisasian, pemberian perintah, pengkoordinasian, pengawasan)
Disamping itu Fayol juga mengemukakan empat belas prinsip­prinsip manajemen yang secara ringkas adalah sebagai berikut :
1.       Pembagian kerja : spesialisasi akan meningkatkan efisiensi pelaksanaan kerja.
2.       Wewenang : hak untuk memberi perintah dan dipatuhi.
3.       Disiplin : respek dan ketaatan pada peranan-peranan dan tujuan-tujuan organisasi.
4.       Kesatuan perintah : setiap karyawan hanya menerima instruksi tentang kegiatan tertentu dari hanya seorang atasan.
5.       Kesatuan pengarahan : operasi-operasi dalam organisasi yang mempunyai tujuan yang sama harus diarahkan oleh seorang manajer dengan penggunaan satu rencana.
6.       Meletakkan kepentingan perseorangan di bawah kepentingan umum : kepentingan perseorangan harus tunduk pada kepentingan organisasi.
7.       Balas jasa : kompensasi untuk pekerjaan yang dilaksanakan harus adil baik bagi karyawan maupun pemilik.
8.       Sentralisasi : adanya keseimbangan yang tepat antara sentralisasi dan desentralisasi.
9.       Rantai skalar (garis wewenang) : garis wewenang dan perintah yang jelas.
10.   Order : bahan-bahan (material) dan para pekerja harus berada pada tempat dan waktu yang tepat. Terutama para pekerja hendaknya ditempatkan pada posisi-posisi atau pekerjaan-pekerjaan yang paling cocok untuk mereka.
11.   Keadilan : harus ada kesamaan perlakuan dalam organisasi.
12.   Stabilitas staf organisasi : tingkat perputaran tenaga kerja yang tinggi tidak baik bagi pelaksanaan fungsi-fungsi organisasi.
13.   Inisiatif : bawahan harus diberi kebebasan untuk menjalankan dan menyelesaikan rencananya, walaupun beberapa kesalahan mungkin terjadi.
14.   Esprit de Corps (semangat korps) : "kesatuan adalah kekuatan", pelaksanaan operasi organisasi perlu memiliki kebanggaan, kesetiaan dan rasa memiliki dari para anggota yang tercermin pada semangat korps.
James D. Mooney. Mooney adalah eksekutif General Motors. Dia mendefinisikan organisasi sebagai sekelompok, dua atau lebih orang, yang bergabung untuk tujuan tertentu. Menurut Mooney, untuk merancang organisasi perlu diperhatikan empat kaidah dasar, yaitu:
1.       koordinasi : syarat­syarat adanya koordinasi meliputi wewenang, saling melayani, doktrin (perumusan tujuan) dan disiplin,
2.       prinsip skalar : proses skalar mempunyai prinsip, prospek dan pengaruh sendiri yang tercermin dari kepemimpinan, delegasi dan definisi fungsional,
3.       prinsip fungsional : adanya fungsionalisme bermacam-macam tugas yang berbeda,
4.       prinsip staf : kejelasan perbedaan antara staf dan lini.
Mary Parker Follett (1868 - 1933). Follett dan Barnard bertindak sebagai "jembatan" antara teori klasik dan hubungan manusiawi, karena pemikiran mereka berdasarkan kerangka klasik, tetapi memperkenalkan beberapa unsur baru tentang aspek-aspek hubungan manusiawi.
  Follett adalah ahli ilmu pengetahuan sosial pertama yang menerapkan psikologi pada perusahaan, industri dan pemerintah. Dia memberikan sumbangan besar dalam bidang manajemen melalui aplikasi praktik ilmu-ilmu sosial dalam administrasi perusahaan.
  Dia menulis panjang lebar tentang kreatifitas, kerjasama antara manajer dan bawahan, koordinasi dan pemecahan konflik. Follett percaya bahwa konflik dapat dibuat konstruktif dengan penggunaan proses integrasi dimana orang-orang yang terlibat mencari jalan pemecahan bersama atas perbedaan-perbedaan diantara mereka.
  Dia juga menguraikan suatu pola organisasi yang ideal di mana manajer mencapai koordinasi melalui komunikasi yang terkendali dengan para karyawan.
Chaster L.Barnard (1886 - 1961): beliau adalah presiden perusahaan Bell Telephone di New Jersey. Dalam bukunya The Functions of the Executive yang ditulis pada tahun 1938, beliau menulis pandangannya tentang bermacam-macam subyek manajemen, al:
  Organisasi adalah sistem kegiatan yang diarahkan pada tujuan. Fungsi-fungsi utama manajemen adalah perumusan tujuan dan pengadaan segala sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
  Peralatan komunikasi adalah penting untuk pencapaian tujuan kelompok.
  Dia  mengemukakan “teori penerimaan pada wewenang”. Menurut teorinya, bawahan akan menerima perintah hanya bila mereka memahami dan mampu serta berkeinginan untuk menuruti atasan.
  Barnard adalah pelopor dalam penggunaan "pendekatan sistem" untuk pengelolaan organisasi.
B.      Aliran Hubungan Manusiawi
Aliran hubungan manusiawi (perilaku manusia atau neoklasik) melengkapi teori organisasi klasik dengan pandangan sosiologi dan psikologi. Aliran ini muncul karena ketidak puasan atas pendekatan klasik yang:
  tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja.
  para manajer masih menghadapi kesulitan-kesulitan dan frustasi karena karyawan tidak selalu mengikuti pola-pola perilaku yang rasional.
Hugo Munsterberg (1863 - 1916). Hugo Munstberg sering disebut "bapak psikologi industri". Dalam bukunya Psikology and Industrial Efficiency, dia banyak menguraikan penerapan peralatan-peralatan psikologi untuk membantu pencapaian tujuan produktifitas. Ada 3 cara yang dapat dipakai untuk mencapai peningkatan produktifitas:
1)      penemuan best possible person,
2)      penciptaan best possible work,
3)      penggunaan best posible effect untuk memotivasi karyawan.
  Munstberg menyarankan penggunaan teknik-teknik yang diambil dari psikologi eksperimen, terutama teknik-teknik psikologi untuk memotivasi karyawan.
  Munstberg mengingatkan adanya pengaruh faktor-faktor sosial dan budaya terhadap organisasi.
Elton Mayo (1880 - 1949): "Hubungan manusiawi" sering digunakan sebagai istilah umum untuk menggambarkan cara di mana manajer berinteraksi dengan bawahannya:
  Bila "manajemen personalia" mendorong lebih banyak dan lebih baik dalam kerja, hubungan manusiawi dalam organisasi adalah "baik".
  Bila moral dan efisiensi memburuk, hubungan manusiawi dalam organisasi adalah "buruk".
  Untuk menciptakan hubungan manusiawi yang baik, manajer harus mengerti mengapa karyawan bertindak seperti yang mereka lakukan dan faktor-faktor sosial dan psikologi apa yang memotivasi mereka.
  Elton Mayo, dan asisten risemya Fritz J. Roethlisberger serta William J. Dickson, mengadakan suatu studi tentang perilaku manusia dalam bermacam situasi kerja yang sangat terkenal di pabrik Howthorne milik perusahaan Western Electric dari tahun 1927 sampai 1932.
  Elton Mayo dkk akhirnya  menyimpulkan bahwa rantai reaksi emosional yang kompleks telah mempengaruhi peningkatan produktivitas. Hubungan manusiawi antara karyawan dan supervisornya sangat menentukan produktivitas dibandingkan dengan beberapa perbaikan kondisi kerja yang diuji-cobakan dalam penelitian mereka. Perhatian simpatik dari pengawas yang karyawan terima, telah mendorong meningkatkan motivasi mereka. Phenomena ini dikenal sebagai “Hawthorne effect”.
  Kelebihan  dan Kekurangan Aliran Hubungan Manusiawi:
  Kelebihan:
1.       Penekanan kebutuhan-kebutuhan sosial dalam aliran hubungan manusiawi melengkapi pendekatan klasik, sebagai usaha untuk meningkatkan produktivitas.
2.       Aliran hubungan manusiawi mengutarakan bahwa perhatian terhadap para karyawan akan memberikan keuntungan.
3.       Mayo menekankan pentingnya gaya manajer dan oleh karenanya organisasi perlu merubah latihan manajemennya.
4.       Manajer diingatkan pentingnya perhatian terhadap proses kelompok untuk melengkapi perhatian terhadap setiap karyawan secara individual.
·         Kekurangan:
·         Teori hubungan manusiawi ini mengilhami para ilmuwan perilaku manusia seperti Argyris, Maslow, dan McGregor untuk membahas lebih lanjut motivasi manusia. Konsep "mahluk sosial" tidak menggambarkan secara lengkap individu-individu pada tempatnya bekerja. Hal ini merupakan salah satu keterbatasan teori hubungan manusiawi.
·         Perbaikan-perbaikan kondisi keja dan kepuasan karyawan tidak menghasilkan peningkatan produktivitas yang dramatik, seperti yang diharapkan. Juga, lingkungan sosial di tempat kerja hanya salah satu dari beberapa faktor yang saling berinteraksi yang mempengaruhi produktivitas. Hal ini terjadi karena pada masa Mayo melakukan riset standar kerja sangat ekstrim berbeda dengan masa sekarang.  Misalnya jam kerja mencapai 10 jam/hari, anak-anak bekerja berdampingan dengan orang dewasa, mereka bekerja seperti mesin. Kondisi pabrik yang redup dan luas, dan manajer bekerja sebagai  bos.
C.      Aliran Manajemen Modern
Manajemen modern berkembang melalui dua jalur yang berbeda.
  Jalur peratama merupakan pengembangan dari aliran hubungan manusiawi yang dikenal sebagai perilaku organisasi,
  Jalur ke dua dibangun atas dasar manajemen ilmiah, dikenal sebagai aliran kuantitatif (operation research dan management science atau manaje­men operasi).             
PERILAKU ORGANISASI: Perkembangan aliran perilaku organisasi ditandai dengan pandangan dan pendapat baru tentang perilaku manusia dan sistem sosial. Tokoh-tokoh aliran ini antara lain:
1.       Abraham Maslow yang mengemukakan adanya "hirarki kebutuhan" dalam penjelasannya tentang perilaku manusia dan dinamika proses motivasi.
2.       Douglas McGregor dengan teori X dan teori Y nya.
3.       Frederick Herzberg yang menguraikan teori motivasi higienis atau teori dua faktor.
4.       Robert Blake dan Jane Mouton yang membahas lima gaya kepemimpinan dengan kisi-kisi manajerial (managerial grid).
5.       Rensis Likert yang telah mengidentifikasi dan melakukan penelitiannya secara ekstensif mengenai empat sistem manajemen, dari sistem 1: exploitif-otoritatif sampai sistem 4 : partisipatif kelompok.
6.       Fred Fiedler yang menyarankan pendekatan contingency pada studi kepenimpinan.
7.       Chris A. yang memandang organisasi sebagai sistem sosial atau sistem antar hubungan budaya.
8.       Edgar Schein yang banyak meneliti dinamika kelompok dalam organisasi, dan lain-lainnya.
Prinsip-Prinsip Dasar Perilaku Organisasi
  Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknik secara ketat (peranan, prosedur, prinsip).
  Manajemen harus sistematik, dan pendekatan yang digunakan harus dengan pertimbangan secara hati-hati.
  Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk pengawasan harus sesuai dengan situasi.
  Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan organisasi sangat dibutuhkan.
Sebagai tambahan beberapa gagasan yang lebih khusus dari berbagai riset perilaku organisasi adalah :
  Unsur manusia adalah faktor kunci penentu sukses atau kegagalan pencapaian tujuan organisasi.
  Manajer masa kini harus diberi latihan dalam pemahaman prinsip-prinsip dan konsep-konsep manajemen.
  Organisasi harus menyediakan iklim yang memberikan kesempatan bagi karyawan untuk memenuhi  seluruh kebutuhan mereka.
  Komitmen dapat dikembangkan melalui partisipasi dan keterlibatan para karyawan.
  Pekerjaan setiap karyawan harus disusun yang memungkinkan mereka mencapai kepuasan diri dari pekerjaan tersebut.
  Pola-pola pengawasan dan manajemen pengawasan harus dibangun atas dasar pengertian positif yang menyeluruh mengenai karyawan dan reaksi mereka terhadap pekerjaan
D.      Aliran Kuantitatif
  Aliran kuantitatif ditandai dengan berkembangnya team-team riset operasi (operations research) dalam pemecahan masalah-masalah industri, yang didasarkan atas sukses team-team riset operasi Inggris dalam Perang Dunia ke II. Sejalan dengan semakin kompleksnya komputer elektronik, transportasi dan komunikasi, dan sebagainya, teknik-teknik riset operasi menjadi semakin penting sebagai dasar rasional untuk pembuatan keputusan. Prosedur-prosedur riset operasi tersebut kemudian diformalisasikan dan disebut aliran management science.
  Teknik Manajemene science digunakan dalam kegiatan penganggaran modal, manajemen aliran kas, scheduling produksi, pengembangan strategi produk, perencanaan program pengembangan sumber daya manusia, penjagaan tingkat persediaan yang optimal dan sebagainya. Penggunaan teknik-teknik untuk pemecahan masalah dan pembuatan keputusan telah terbukti banyak membantu manajer dalam kegiatan-kegiatan perencanaan dan pengawasan.
Langkah-langkah pendekatan management science biasanya adalah sebagai berikut :
  Perumusan masalah
  Penyusunan suatu model matematis
  Mendapatkan penyelesaian dari model
  Pengujian model dan hasil yang didapatkan dari model.
  Penetapan pengawasan atas hasil-hasil.
  Pelaksanaan hasil dalam kegiatan-implementasi.
E.       Isu-isu Kontemporer dalam Ilmu Manajemen
Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah (2014),  menyimpulkan beberapa isu kontemporer dalam Ilmu Manajemen, yaitu:
  Downsizing: organisasi berusaha meningkatkan efisiensi dengan mengecilkan bentuk organisasinya, misal pengurangan jumlah pekerja atau anggotanya.  Konsep ini diterapkan al dengan mengganti pekerja/manusia dengan mesin.  Mengakibatkan meningkatnya pengangguran.
  Diversity Manajemen: adalah konsep bagaimana organisasi mampu mengelola berbagai perbedaan dalam organisasi/perusahaan.  Perbedaan tsb dpt disebabkan adanya perbedaan etnis, agama, karakter/ sifat, motivasi dan tujuan yg ingin dicapai.  Salah satu isu penting sehubungan dg ini adalah cross-cultural management atau manajemen lintas budaya.
  Teknologi Informasi: berkembangnya media informasi dan komunikasi seperti internet, website, e-mail, WA, BBM, chatting, dll menyebabkan terjadinya perubahan cara orang berinteraksi. Contoh, rapat hanya kadang-kadang melalui e-mail atau WA  atau skipe.
  Globalisasi: adalah situasi dimana berbagai pihak di seluruh dunia dapat semakin mudah melakukan interaksi tanpa batasan geografis/regional atau negara. Seseorang di negara A dapat memiliki perusahaan di negara B dan sebaliknya.  Perbedaan  budaya, politik, dll sering menjadi kendala dalam proses globalisasi ini.
  Etika dan Tanggung Jawab Sosial: Ini menyangkut isu-isu seperti korupsi, kerusakan lingkungan, penipuan konsumen, dll, yg harus menjadi perhatian pihak manajemen.
  Managing for Quality: Kualitas merupakan indikator tercapainya produktivitas.  Peningkatan kualitas adalah salah satu cara untuk bisa bertahan dalam pasar.   Manajemen harus memperhatikan hal ini.
  Ekonomi Jasa (Service Economy): Kegiatan ekonomi pd saat ini juga merupakan kegiatan penyediaan jasa bagi konsumen.  Termasuk dalam hal ini adalah isu mengenai hak-hak kekayaan intelektual (property right).


No comments:

Post a Comment