A.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate
Social Responsibility /CSR) adalah bentuk kepedulian perusahaan
terhadap lingkungan di luar perusahaan yang dilakukan melalui berbagai kegiatan
yang berhubungan dengan masyarakat sekitar, seperti:
penjagaan kebersihan dan kesehatan
lingkungan,
penjagaan norma masyarakat,
partisipasi dalam pembangunan
ekonomi masyarakat,
partisipasi dalam pembangunan fisik
lingkungan,
dan berbagai bentuk tanggung jawab
sosial lainnya.
B. Pandangan tentang Tanggung
Jawab Sosial
C.
Beberapa Strategi dalam Mengelola Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
·
Strategi
Reaktif (Reactive Social Responsibility Strategy): adalah strategi yang cenderung untuk menolak
atau menghindarkan diri dari tanggung jawab sosial. Contoh: perusahaan tembakau
di masa lalu cenderung untuk menghindarkan diri
dari isu yg menghubungkan merokok dan penyakit kanker atau bahaya
kesehatan lainnya. Akan tetapi dengan
adanya peraturan pemerintah, perusahaan rokok harus mencantumkan bahaya merokok
tersebut pada setiap iklannya.
Strategi defensif (Defensive Social
Responsibility Strategy): strategi ini terkait dengan upaya perusahaan
melakukan pendekatan hukum untuk menghindarkan diri atau menolak tanggung jawab
sosial. Contoh: suatu perusahaan melalui pengacaranya menolak bertanggung jawab
dalam penanganan limbah, dengan alasan bahwa bukan hanya perusahaannya saja
yang membuang limbah ke sungai dekat lokasi perusahaan tersebut beroperasi.
Strategi Akomodatif: adalah strategi
perusahaan yang berusaha menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat. Misalnya beberapa perusahaan memberikan
tanggung jawab sosial berupa pelayanan sosial, pelayanan kesehatan, kebersihan,
dll yang dilakukan bukan karena perusahaan menyadari akan tanggung jawab
sosialnya, melainkan karena tuntutan masyarakat sekitar perusahaan itu
beroperasi.
Strategi Proaktif (Proactive Social
Responsibility Strategy): strategi yang dilakukan perusahaan dengan
memandang bahwa tanggung jawab sosial
adalah bagian dari tanggung jawab untuk memuaskan stakeholder. Jika stakeholder
terpuaskan maka citra positif terhadap perusahaan akan terbangun. Dalam jangka panjang perusahaan akan diterima
oleh masyarakat sehingga tidak khawatir kehilangan pelanggan, malahan pelanggan
akan meningkat.
D.
Manfaat Tanggung Jawab Sosial
Manfaat Bagi Perusahaan:
v
Munculnya
citra positif dari masyarakat
v
Dalam
jangka panjang dianggap sebagai kontribusi positif bagi masyarakat
v
Membantu
perekonomian masyarakat dan mewujudkan keadaan masa depan yg lebih baik
v
Tawaran
produk dari perusahaan akan dibeli oleh masyarakat, selain itu tawaran tersebut
dianggapnya akan membawa perbaikan bagi masyarakat.
Manfaat Bagi Masyarakat:
v
Beberapa
kepentingan masyarakat mendapat perhatian dari perusahaan
v
Hubungan
perusahaan dan masyarakat menjadi tidak sekedar hubungan produsen – konsumen,
atau penjual – pembeli saja, tapi hubungan yang saling menguntungkan kedua
belah pihak.
v
Hubungan
perusahaan dan masyarakat bukan lagi dipahami sebagai hubungan antara yang
mengeksploitasi dan yang tereksploitasi, melainkan hubungan kemitraan dalam
membangun, baik dalam sektor perekonomian, sosial, pembangunan, dll.
Manfaat Bagi Pemerintah:
v
Pemerintah
memperoleh patner dalam mengubah tatanan kehidupan masyarakat ke arah yang
lebih baik.
v
Sebagian
tugas pemerintah dapat dijalankan oleh anggota masyarakat, dalam hal ini
perusahaan atau organisasi bisnis.
Manfaat di Masa Depan: Penelitian
oleh Vamos dan Power tahun 1990, dalam Business Week Edisi 23 April 1990 (dalam
ET Sule, 2014, hal.82) menyatakan bahwa di masa depan perusahaan perlu lebih
banyak terlibat dalam sektor pendidikan, pemeliharaan kesehatan lingkungan dan
masyarakat, pengangguran, dll.
E.
Konsep Dasar Etika Manajemen
Dimensi Etika dalam Manajemen:
Kreitner (1992) menyatakan bahwa
etika adalah studi mengenai tanggung jawab moral yang terkait dengan apa yang dianggap benar dan apa yang
dianggap salah.
Griffin (2000) menyatakan bahwa
etika adalah beliefs of what is good and what is bad, keyakinan akan
sesuatu yang dianggap baik dan buruk.
Etika Manajemen adalah standar
kelayakan pengelolaan organisasi yang memenuhi kriteria etika. Misal, apakah iklan yang dibuat etis ataukah tidak. Perusahaan memberikan hadiah kepada pelanggan
apakah etis atau tidak, dll.
Nilai Personal Sebagai Standar
Etika:
Nilai Personal atau Personal
Values pada dasarnya merupakan cara pandang, cara pikir, dan keyakinan yang
dipegang oleh seseorang sehubungan
dengan segala kegiatan yang dilakukannya.
Nilai Personal terdiri atas:
a.
Nilai
terminal, yaitu merupakan pandangan dan cara berfikir seseorang yang terwujud
melalui perilakunya, yang didorong oleh motif dirinya dalam meraih sesuatu.
b.
Nilai
instrumental, yaitu pandangan dan cara berfikir seseorang yang berlaku untuk
segala keadaan dan diterima oleh semua pihak sebagai sesuatu yang memang harus
diperhatikan dan dijalankan.
F.
Penelitian Empiris Mengenai Nilai Terminal dan Instrumental (Kreitner,1992
dalam ET Sule, 2014)
Hasil penelitian terhadap 220
manajer, mengungkapkan bahwa:
Nilai-nilai terminal yang perlu
untuk dimiliki adalah:
(1) kejujuran
(2) tanggung jawab
(3) kapabilitas
(4) ambisi
(5) independensi.
Nilai-nilai instrumental yang perlu
dimiliki adalah:
(1) penghargaan terhadap pribadi
(2) keamanan dan kesejahteraan
keluarga pekerja
(3) kebebasan dan kemerdekaan
(4) dorongan untuk meraih sesuatu
dan
(5) kebahagiaan
G.
Konflik Nilai
Konflik Intrapersonal: merupakan
konflik yang umumnya terjadi di dalam individu dan antar individu.
Konflik Individu-Organisasi:
merupakan konflik yang terjadi pada saat nilai yang dianut oleh individu
berbenturan dengan nilai yang harus ditanamkan oleh perusahaan/organisasi.
Konflik Antar Budaya: merupakan
konflik antar individu maupun antara individu dengan organisasi yang disebabkan
oleh adanya perbedaan budaya diantara individu yang bersangkutan atau juga
organisasi yang bersangkutan
H.
Beberapa Isu Seputar Etika
beberapa isu penting seputar etika,
yaitu:
1.
Penggunaan
obat-obatan terlarang
2.
Pencurian
oleh Para Pekerja atau Korupsi
3.
Konflik
Kepentingan
4.
Pengawasan
Kualitas atau Quality Control
5.
Penyalahgunaan
informasi yang bersifat rahasia
6.
Penyelewengan
dalam pencatatan keuangan
7.
Penyalahgunaan
penggunaan asset perusahaan
8.
Pemecatan
tenaga kerja
9.
Polusi
Lingkungan
10.
Cara
bersaing dari Perusahaan yang dianggap tidak etis
11.
Penggunaan
pekerja atau tenaga kerja di bawah umur
12.
Pemberian
hadiah kepada pihak-pihak tertentu yang terkait dengan pemegang kebijakan.
13.
dan
lain sebagainya
No comments:
Post a Comment