A. Mengapa Manajemen SDM Masuk dalam Fungsi Pengorganisasian?
Manajemen Sumber Daya Manusia ditempatkan dalam
fungsi pengorganisasian, karena 4 alasan:
Salah satu esensi dari fungsi
pengorganisasian adalah pengalokasian keseluruhan sumber daya organisasi ke
dalam suatu struktur organisasi tertentu yg dibentuk.
Fungsi pengarahan dan pelaksanaan
hanya akan dapat dijalankan jika alokasi SDM sudah dilaksanakan dlm fungsi
pengorganisasian.
Kegiatan menentukan dan menempatkan
SDM lebih cenderung berada dalam fungsi pengorganisasian.
Untuk menjembatani fungsi
pengorganisasian dan pengarahan.
B. Pengertian Manajemen SDM
Definisi Manajemen SDM: adalah proses serta upaya untuk
merekrut, mengembangkan, memotivasi, serta mengevaluasi keseluruhan sumberdaya
manusia yg diperlukan perusahaan dalam pencapaian tujuan.
Kunci Pokok Manajemen SDM: bagaimana mendapatkan orang yang
tepat untuk pekerjaan yg tersedia dalam organisasi bisnis yg digeluti, dan
bagaimana memelihara serta mempertahankannya.
Pada dasarnya fungsi dari bagian
personalia adalah merencanakan konsep perekrutan, dan meningkatkan kualitas SDM
sehingga bisa bekerja secara efektif dan efisien.
v
Efektif:
adalah tenaga kerja yg mampu melakukan pekerjaan yg benar (doing the right things).
v
Efisien:
adalah tenaga kerja yg mampu utk melakukan sesuatu dg benar (doing things
right)
C. Bagian Personalia dalam Struktur Organisasi Perusahaan
D. Proses Manajemen Sumber Daya Manusia
Proses Manajemen SDM: adalah segala proses yg berkaitan dg
upaya yg dilakukan dari mulai perencanaan sumber daya manusia, perekrutan,
penandatanganan kontrak kerja, penempatan tenaga kerja, hingga pembinaan dan
pengembangan tenaga kerja guna menempatkan dan tetap memelihara tenaga kerja
pada posisi dan kualifikasi tertentu serta bertanggung jawab sesuai dengan
persyaratan yang diberikan kepada tenaga kerja tersebut.
E. Perencanaan SDM
Menurut Cesto, Husted, dan Douglas, ada 5
langkah dalam menyusun perencanaan SDM:
Langkah Pertama: Perencanaan SDM harus merupakan
refresentasi dan refleksi dari rencana strategis perusahaan.
Langkah Ke Dua: Analisis dari kualifikasi tugas yg
akan diemban oleh tenaga kerja. Pada tahap ini dikenal 3 hal, yaitu:
Job analysis (analisis jabatan): merupakan
persyaratan detil tentang jenis pekerjaan yg diperlukan serta kualifikasi
tenaga kerja yg diperlukan utk mampu menjalankannya (misal satpam adalah eks
militer, atau lulusan SMA, dll)
Job description (deskripsi jabatan): meliputi
rincian pekerjaan yg akan menjadi tugas tenaga kerja tsb (misal penjaga gudang
bertugas mengawasi keluar masuk barang, melakukan monitoring, dll)
Job spesification (spesifikasi jabatan): merupakan
rincian karakteristik atau kualifikasi yg diperlukan bagi tenaga kerja yg
dipersyaratkan (misal lulusan SMA, memiliki SIM A dan C, dll)
Spesifikasi jabatan disebut juga
kualifikasi personal (personal qualification), yg secara umum dapat dibagi dua:
Kualifikasi Umum (general
qualification): yaitu kualifikasi minimal yg biasanya diperlukan utk
menempati suatu pos ttt dlm suatu jabatan pd organisasi (pendidikan, gender,
usia, status, dll)
Kualifikasi Spesifik (specific
qualification): adalah kualifikasi tambahan yg secara spesifik sangat
dibutuhkan utk pengisian jabatan ttt (kemampuan komputer, bahasa asing, dll)
Langkah Ke Tiga: Analisis ketersediaan tenaga
kerja, merupakan perkiraan tentang tenaga kerja beserta kualifikasinya yg
tersedia bagi perencanaan yad, termasuk berapa yg akan dipromosikan,
ditransfer, dll
Langkah Ke Empat: Melakukan tindakan inisiatif,
merupakan kelanjutan langkah ke tiga, yaitu berupa kesimpulan: a) jika tenaga
kerja yg ada sdh mencukupi utk operasionalisasi perusahaan ke depan, maka tidak
perlu tindakan inisiatif spt rekrutmen, transfer, dll. b) jika tenaga yg
tersedia diperlukan perombakan maka mungkin perlu rasionalisasi, perekrutan,
dll.
Langkah Ke Lima: Evaluasi dan modifikasi tindakan,
yaitu melakukan evaluasi atas semua langkah yg direncanakan di atas, sekaligus
dilakukan tindakan korektif.
F. Penyediaan SDM (personnel procurement)
Rekrutmen: adalah upaya perusahaan untuk
mendapatkan tenaga kerja yg diperlukan sesuai dg kualifikasi yg telah
ditetapkan dlm perencanaan tenaga kerja.
Rekrutmen Internal: adalah proses untuk mendapatkan
tenaga kerja yg dibutuhkan dg mempertimbangkan tenaga kerja yg sdh ada atau yg
sdh dimiliki oleh perusahaan. Misal melalui rotasi, atau promosi. Kelemahan rekrutmen internal adalah adanya
“efek ripple” yaitu efek yg terjadi karena tenaga kerja yg digantikan mengalami
efek psikologis misalnya tidak nyaman.
Sementara tenaga kerja yg baru belum tentu dapat meningkatkan
produktivitas. Akibatnya produktivitas
tenaga kerja yg baru dan lama belum tentu akan meningkat akibat efek ini.
Rekrutmen Eksternal: yaitu perusahaan mendapatkan
tenaga kerja yg akan ditempatkan pada suatu jabatan tertentu berasal dari luar
perusahaan, atau seringkali dinamakan outsourcing. Ini biasanya dilakukan melalui iklan,
dll.
Kelebihan rekrutmen eksternal: perusahaan mungkin memiliki
peluang utk mendptkan tenaga kerja yg lebih baik dari yg telah ada, atau
memperoleh tenaga kerja yg akan membawa semangat baru shg berdampak positif
bagi perusahaan.
Keterbatasan rekrutmen eksternal: tenaga kerja baru tsb memerlukan
waktu utk beradaptasi dg pekerjaan dan posisi yg ditempatinya. Utk menghindarkan kegagalan, biasanya
perusahaan memberikan persyaratan ketika rekruitmen berupa pengalaman tertentu
bagi calon yg melamar.
Seleksi Tenaga Kerja, biasanya dilakukan dalam 3
tingkat, yaitu:
- Seleksi
Administrasi:
dapat berupa validasi CV, ijazah, dan dokumen lainnya yg diminta.
- Seleksi
Kualifikasi:
seleksi menyangkut kesesuaian calon dg jabatan yg akan ditempati. Biasanya dilakukan tertulis (pengetahuan
umum, logika, dll terkait dg jabatan yg akan diisi); dan tidak tertulis
(ujian dlm hal jabatan yg akan diisi).
- Seleksi
Sikap dan Perilaku: disini calon diuji akan sikap dan perilakunya sebagai pribadi,
tenaga kerja, atau etika kerja dalam tim.
- Penempatan
Tenaga Kerja: tenaga kerja yg baru direkrut harus dipastikan bisa
beradaptasi dg tempat barunya.
Untuk itu perusahaan melakukan hal-hal berikut:
- Orientation
Training:
adalah pelatihan orientasi utk mengadaptasikan tenaga kerja dg lingkungan
perusahaan.
- Management
Trainee:
adalah suatu posisi dimana tenaga kerja yg baru direkrut tidak langsung
diposisikan pd suatu jabatan tertentu tetapi dilatih untuk ditempatkan pd
departemen yg berbeda-beda menurut priode ttt, tujuannya selain utk proses
internalisasi juga utk mendapatkan informasi yg lebih akurat tentang
kesiapan tenaga kerja pada bagian ttt di perusahaan.
G. Pengembangan SDM
Program pengembangan SDM dapat dibagi dua:
- On
the Job Training:
a)
Coaching,
program berupa bimbingan yg diberikan oleh atasan kpd bawahan mengenai bbg hal
yg terkait pekerjaan
b)
Planned
progression, program berupa pemindahan tenaga kerja kpd bagian2 lain melalui
tingkatan-tingkatan organisasi yg berbeda-beda
c)
Job
rotation, program pemindahan tenaga kerja ke bagian dan tugas yg berbeda-beda
agar tenaga kerja lebih dinamis dan tidak
monoton
d)
Temporary
task, pemberian tugas pd suatu kegiatan atau proyek atau jabatan ttt utk priode
ttt
e)
Performance
appraisal atau program penilaian prestasi .
- Off
the Job Training:
a)
Executive
development program: berupa program pengiriman manajer atau tenaga kerja untuk
berpartisipasi dlm berbagai program khusus di luar perusahaan yg terkait dlm
analisis kasus, simulasi, maupun metode pembelajaran lainnya
b)
Laboratory
training: program yg ditujukan kepada tenaga kerja utk mengikuti
program-program berupa simulasi atas dunia nyata yg terkait dg kegiatan
perusahaan dimana metode yg biasanya digunakan adalah role playing,
simulasi, dll
c)
Organizational
development: program yg ditujukan kpd tenaga kerja dg mengajak mereka utk
berpikir mengenai bagaimana cara memajukan perusahaan mereka.
H. Pemeliharaan Tenaga Kerja
Pemeliharaan tenaga kerja ditujukan agar tenaga
kerja yg dimiliki perusahaan tetap terpelihara produktivitas, efektivitas, dan
efisiensinya. Selain itu agar terhindar
dari hijacking (pembajakan tenaga kerja). Pemeliharaan tenaga kerja
dapat berupa:
Pemberian kompensasi: adalah pemberian penghargaan dalam
bentuk uang atau lainnya yg sering disebut insentif. Disini dikenal: a) wage
level (pendapatan yg diberikan kepada tenaga kerja sesuai dg pekerjaan yg dilakukan);
b) wage structure (tk upah sesuai dg jabatan); c) individual-wage
decision (kompensasi secara individu, misal kerja penuh, paruh waktu, dll)
Pemberian benefit: adalah penghargaan selain
kompensasi, misal cuti bergaji, asuransi kesehatan dan kecelakaan kerja,
poliklinik gratis, dll.
I.
Mengelola Keragaman dalam Pekerjaan
Keragaman dapat berupa perbedaan karena usia,
gender, suku bangsa, status, dll. Dampak
dari keragaman dapat berupa:
Keragaman sebagai keunggulan
kompetitif: misalnya pembangunan menara kembar di Malaysia, satu menara
dikerjakan oleh perusahaan Jepang dan satu lagi oleh perusahaan Korea.
Keragaman sebagai sumber konflik:
keragaman dpt menjadi sumber konflik karena faktor-faktor etnis, kelompok
informal dalam organisasi, dan faktor-faktor lain.
J.
Mengelola Keragaman dalam Organisasi
Strategi Individual: yaitu melakukan pendekatan secara
individual, dalam hal ini keterbukaan dalam berkomunikasi memegang peranan
penting tercapainya pengertian dan toleransi atas keragaman yg ada.
Peran Organisasi: organisasi perlu turut mengelola
keragaman diantaranya dengan regulasi yang adil, tidak bias gender, sehingga
kepentingan pria dan wanita terlindungi dan hak-hak asasi manusia
terlindungi. Perusahaan juga bisa mengelola
keragaman dengan memberikan cuti hari raya, cuti hamil, sanksi bagi pelecehan
seksual, dll.
Fungsi pengorganisasian sangat penting bagi organisasi dab perusahan baik yang profit maupun yang profit
ReplyDelete