Perencanaan dan pengambilan keputusan
A.
Pengertian Perencanaan
Robbins dan Coulter (2002) dalam ET Sule
(2014) mendefinisikan “Perencanaan atau Planning” sebagai suatu kegiatan yang
dimulai dari menetapkan tujuan organisasi,
menentukan strategi, dan merumuskan sistem perencanaan yang menyeluruh,
untuk mengintegrasikan dan mengkordinasikan seluruh pekerjaan organisasi guna
mencapai tujuan organisasi tersebut.
B.
Perencanaan
Dari sisi proses: Perencanaan adalah fungsi dimana
proses dasar dilakukan untuk memilih tujuan dan menentukan bagaimana tujuan
tersebut akan dicapai.
Dari Sisi Fungsi Manajemen: Perencanaan adalah fungsi dimana
pimpinan menggunakan pengaruh atas wewenangnya untuk menentukan atau merubah
tujuan dan kegiatan organisasi.
Dari Sisi Pengambilan Keputusan: Perencanaan merupakan pengambilan
keputusan untuk jangka waktu yang panjang atau yang akan datang mengenai apa
yang akan dilakukan, bagaimana melakukannya, bilamana dan siapa yang akan
melakukannya, dimana keputusan yang diambil belum tentu sesuai hingga
implementasi perencaan tersebut dibuktikan di kemudian hari.
George R. Terry: untuk mengetahui apakah
perencanaan itu baik atau tidak dapat dijawab melalui pertanyaan-pertanyaan
berikut, yaitu: What, Why, Where, When, Who, How.
C.
Fungsi Perencanaan
Pengarah Organisasi
Minimalisasi Ketidakpastian
Minimalisasi inefisiensi sumber daya
Penetapan Standar dalam Pengawasan
Kualitas
D.
Persyaratan Perencanaan
Faktual dan Realistis: apa yang dirumuskan oleh
perusahaan sesuai dengan fakta dan wajar untuk dicapai dalam kondisi tertentu
yg dihadapi perusahaan
Logis dan Rasional: apa yg dirumuskan dpt diterima
oleh akal sehingga rencana bisa dijalankan.
Fleksibel: perencanaan tidak kaku, dan kurang
fleksibel melainkan dpt beradaptasi sesuai dg perubahan yg akan dihadapi
Komitmen: perencanaan harus melahirkan komitmen thd seluruh anggota organisasi utk mencapai
tujuan yg sdh digariskan.
Komprehensif atau menyeluruh: perencanaan harus menyeluruh dan mengakomodasi aspek-aspek yg
terkait langsung maupun tidak langsung dg bagian yg harus dijalankan, juga mempertimbangkan
koordinasi & integrasi dg bagian lain dlm perusahaan.
E.
Peran Tujuan dan Rencana dalam
Proses Perencanaan
Tujuan (Goals): pada dasarnya adalah hasil
akhir yang diharapkan dapat diraih atau dicapai oleh individu, kelompok atau
seluruh organisasi.
Rencana (Plans) adalah segala bentuk konsep dan
dokumentasi yang menggambarkan bagaimana tujuan akan dicapai dan bagaimana
sumber daya perusahaan akan dialokasikan, penjadualan dari proses pencapaian
tujuan, hingga segala hal yang terkait dengan pencapaian tujuan
F.
Jenis-jenis Tujuan
Berdasarkan jumlah:
- Tujuan
tunggal (single
goals)
- Tujuan
yang banyak (multiple
goals)
Berdasarkan Kejelasan:
- Tujuan
yang dinyatakan (stated goals) misal utk meningkatkan kepuasan pelanggan;
- Tujuan
yang aktual atau nyata (real goals), misal meningkatkan insentif bagi karyawan yg berprestasi.
Berdasarkan Keluasan dan Waktu
Pencapaiaan:
- Tujuan
Strategis (strategic
goals) yaitu tujuan yg ingin dicapai dalam waktu yg relatif lama (misal
dalam waktu 5 tahun menjadi market leader makanan siap saji);
- Tujuan
Taktis (tactical
goals) yaitu tujuan yg ingin dicapai dalam jangka waktu menengah, lebih
singkat dari tujuan strategis
(misal dalam tempo 3 tahun meningkatkan pangsa pasar 30%)
- Tujuan
Operasional (operational
goals), yaitu tujuan yg mau dicapai dalam satu priode kegiatan perusahaan,
biasanya antara 6 bulan sampai 1 tahun (misal meningkatkan penjualan
makanan siap saji sebesar 20% pada setiap outlet)
G.
Jenis-jenis Rencana
Berdasarkan Keluasan dan Waktu
Pencapaian:
- Rencana
Strategis (Jangka Panjang): rencana yg akan dijalankan oleh seluruh
komponen organisasi utk mencapai tujuan keseluruhan.
- Rencana
Taktis (jangka Menengah): rencana
utk mencapai tujuan jk menengah sbg dorongan mencapai tujuan jk panjang
- Rencana
Operasional (Jangka Pendek): rencana utk mencapai tujuan jk pendek, sbg
dorongan utk mencapai tujuan jk menengah
Berdasarkan Kejelasan
- Rencana
Spesifik (Specific Plans): rencana yg dirumuskan secara jelas tanpa
memerlukan interpretasi.
- Rencana
Direktif (Directive Plans): rencana yg dirumuskan utk mencapai
tujuan ttt, tetapi pencapaiannya diberi keleluasan/fleksibel.
Berdasarkan Frekuensi Penggunaan
- Rencana
Sekali Pakai (single-use plans): rencana utk organisasi yg sifatnya
sementara, misal kepanitiaan.
- Rencana
yang dipergunakan secara terus-menerus (standing plans): rencana yg
digunakan oleh organisasi yg pemakaiannya terus menerus, misal kebijakan,
prosedur, aturan kerja, dll
H.
Pendekatan dalam Penetapan Tujuan
Pendekatan Tradisional (Traditional
Goal Setting): penetapan
tujuan dilakukan oleh manajer tingkat puncak untuk kemudian diturunkan lagi
menjadi tujuan bagi manajer tingkat bawahnya secara spesifik.
Pendekatan Manajemen Berdasarkan Sasaran/Tujuan
(Management by Objectives): penetapan tujuan secara spesifik dirumuskan
bersama antara pimpinan dan bawahan dengan asumsi bahwa seringkali bawahan yg
berada di lapangan lebih memahami apa yg semestinya dicapai dari pada apa yg
dipahami oleh atasannya.
I.
Proses MBO
MBO diperkenalkan pertama kali oleh
Peter F. Drucker pada akhir tahun 1950an.
Agar proses MBO dapat tercapai,
Schermerson (2002) mengemukakan 4 faktor yg perlu disepakati antara pimpinan
dan bawahan, yaitu:
1.
Tujuan
yg ingin dicapai oleh setiap bagian/bawahan (subordinat)
2.
Perencanaan
yg akan dilakukan
3.
Standar
pengukuran keberhasilan pencapaian tujuan dlm setiap kegiatan
4.
Prosedur
utk mengevaluasi keberhasilan pencapaian tujuan
J.
Kekuatan
dan Kelemahan MBO
K.
Beberapa Alat Bantu Perencanaan
Bagan Arus (Flow Chart): adalah model grafis yg menunjukkan
model sistem yg menggambarkan kejadian yg berkesinambungan (sequencial) dan
keputusan ya – tidak. Sering digunakan oleh mereka yg mendalami teknik
komputer, teknik, dan sistem informasi.
Bagan Gantt (Gantt Chart): adalah teknik penjadwalan secara
grafis atas berbagai rencana kegiatan.
Diperkenalkan oleh Herry L. Gantt tahun 1887.
Jaringan PERT (PERT Network): PERT adalah singkatan dari Program
Evaluation and Review Technique. Merupakan
alat bantu perencanaan melalui penjadwalan dan penggambaran rencana kerja
secara kronologis dan berkelanjutan bagi pekerjaan yg sifatnya tidak rutin,
berskala besar maupun kompleks
L.
Penyelesaian Masalah dan Pengambilan
Keputusan
Masalah vs Gejala
“ if we fail to
identify the problem, we will fail to solve the problem “
Penentuan faktor Penyebab : perhatikan gejala yang ada
Pendekatan dalam Penyelesaian
Masalah: berdasarkan
gejala yg ada, kita bisa mendekati masalah apa yg sebetulnya sedang terjadi
Pengambilan Keputusan atas
alternatif penyelesaian Masalah: pilih satu cara penyelesaian dari berbagai alternatif yang ada.
M.
Pengambilan Keputusan
Keputusan pada saat Keadaan yang
pasti (certainty): adalah keadaan dimana organisasi memiliki informasi yg lengkap
mengenai suatu keadaan lingkungan yg dihadapi, shg estimasi mengenai masa depan
dapat dipastikan.
Keputusan pada saat Keadaan yang
tidak pasti (uncertainty): adalah keadaan dimana organisasi tidak memiliki informasi yang lengkap
, sehingga pegambilan keputusan tidak tahu dengan pasti apa yang akan terjadi
di masa depan, juga sulit untuk diprediksi.
Keputusan pada saat Keadaan
mengandung resiko (risky condition): adalah keadaan dimana organisasi memiliki
informasi tetapi tidak selengkap pada kondisi yang pasti namun lebih baik
dibandingkan dengan kondisi yang tidak pasti.
N.
Proses
Pengambilan Keputusan
O.
Keterbatasan
Dalam Pengambilan Keputusan
P.
Memperbaiki Keputusan
Penggunaan Aturan terhadap
Alternatif Keputusan
1.
Kriteria
Prioritas: alternatif keputusan disusun berdasarkan prioritas dari yg tertinggi
hingga terendah.
2.
Kriteria
Minimum: alternatif keputusan diambil berdasarkan persyaratan minimum yang
harus dipenuhi
Pengujian Terhadap Berbagai
Alternatif Keputusan:
pengujian dapat dilakukan dengan melakukan berbagai simulasi atas bbrp
alternatif, misalnya perusahaan ritel dapat mengambil 3 alternatif strategi:
1.
Pemberian
hadiah atas pembelian di atas Rp.50.000,-
2.
Parkir
gratis bagi setiap pengunjung
3.
Pemberin
kupon untuk makan gratis
Pengambilan Keputusan secara
berkelompok
1.
Teknik
Curah Ide (brainstorming): dilakukan untuk memperoleh ide sebanyak-banyak nya
dari berbagai pihak agar alternatif keputusan semakin banyak
2.
Teknik
Kelompok Nominal: cara melakukannya adalah dengan meminta setiap individu
memberikan penilaian terlebih dahulu, kemudian didiskusikan dalam kelompok,
keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak melalui pilihan secara tertutup
dan rahasia
3.
Teknik
Delphi: Mirip dg kelompok nominal di atas, tetapi anggotanya adalah orang-orang
yg telah ditentukan keahliannya, dan keputusan tidak berdasarkan suara
terbanyak melainkan berdasarkan hasil diskusi.
No comments:
Post a Comment