Motivasi
A. Pengertian Dasar Motivasi
French dan Raven dalam Stoner,
Freeman, dan Gilbert (1995) mendefinisikan: Motivasi adalah sesuatu yg
mendorong seseorang untuk menunjukkan perilaku tertentu.
Kinerja terbaik menurut Griffin
(2000) ditentukan oleh 3 faktor:
- Motivasi,
yaitu terkait dg keinginan utk melakukan pekerjaan
- Kemampuan
(ability) yaitu kapabilitas dari tenaga kerja atau SDM untuk melakukan
pekerjaan
- Lingkungan
pekerjaan yaitu sumber daya dan situasi yg dibutuhkan untuk melakukan
pekerjaan tsb
B. Proses Motivasi Tidak Dapat Diukur dan Tidak Kasat Mata
C. Beberapa Pendekatan Mengenai Motivasi
Stoner, Freeman, dan Gilbert (1995)
menyatakan ada 3 pendekatan:
Pendekatan tradisionil: pendekatan ini memandang bhw pada
dasarnya manajer memiliki kinerja yg lebih baik dari pekerja, dan para pekerja
hanya akan menunjukkan kinerja yg baik sekiranya diiming-imingi dg kompensasi
uang. Human are motivated solely by
money (Stoner, Freeman, dan Gilbert, 1995). Karena itu pendekatan tradisionil
melahirkan adanya pemberian insentif.
Pendekatan Relasi Manusia: pendekatan ini pada dasarnya
menunjukkan bahwa relasi antar manusia akan membantu dan memelihara motivasi
karyawan. Karena jika karyawan
melakukan pekerjaan yg sama terus menerus akan menimbulkan kebosanan yg
menyebabkan motivasi menurun.
Pendekatan Sumber Daya Manusia: Manusia
dapat dikategorikan pada dua kategori yaitu tipe-x dan tipe-y. SDM
yg bertipe x memiliki kecenderungan sbg orang yg malas utk bekerja, dan
hanya akan bekerja jika dipaksa utk bekerja.
SDM yg bertipe y cenderung menyukai pekerjaan dan bersifat aktif
dlm pekerjaan, sangat berinisiatif, kreatif dan sangat menyukai berbagai
tantangan dlm pekerjaan. Untuk
menciptakan suasana spt ini para manajer perlu menerapkan pendekatan manajemen
MBO (Management By Objective).
D. Perspektif Kebutuhan Mengenai Motivasi
E. Teori ERG dari Clayton Alderfer
ERG merupakan singkatan dari
Existence, Relatedness, dan Growth.
Teori ini diperkenalkan oleh Clayton Alderfer.
Teori ERG prinsipnya sama dg teori
Maslow. Tetapi perbedaannya ada 2:
- Alderfer
hanya membagi tingkatan kebutuhan manusia menjadi kebutuhan : 1) existence
(kebutuhan mendasar manusia untuk bertahan hidup seperti kebutuhan fisik
dan keamanan dari Maslow); 2)
kebutuhan relatedness atau kebutuhan untuk melakukan berintegrasi dengan
sesama; 3) kebutuhan Growth atau kebutuhan utk menyalurkan
kreativitas dan bersikap produktif.
- Perbedaan ke dua adalah bahwa Alderfer cenderung berpandangan bahwa
kebutuhan seseorang, sekalipun bersifat hierarkis, akan tetapi bersifat
tidak tetap, artinya jika kebutuhan seseorang sdh mencapai relatedness
setelah sebelumnya kebutuhan existence-nya terpenuhi, maka ada
kemungkinan seseorang tsb akan membutuhkan kembali kebutuhan existence. Dmk juga jika kebutuhan Growth
telah tercapai tdk berarti bhw org tsb tdk membutuhkan kembali kebutuhan relatedness
dan Growth. Berbeda dg
Maslow yg cenderung berpendapat bhw bila kebutuhan di tk atasnya telah
terpenuhi, maka kebutuhan di bawahnya tdk dibutuhkan lagi.
F. Tiga Kebutuhan dari Atkinson dan McClelland
Menurut Atkinson dan McCleland
terdapat 3 jenis kebutuhan yg mendorong seseorang utk termotivasi dan dlm
berperilaku dan melakukan sesuatu:
Kebutuhan untuk berprestasi:
seseorang yg memiliki kebutuhan berprestasi tinggi memiliki karakteristik sbg
seorang yg menyukai pekerjaan yg menantang, berisiko, serta menyukai adanya
tanggapan atas yg dikerjakannya.
Kebutuhan untuk berafiliasi:
meskipun interaksi skr sdh bisa dilakukan dg mudah dg adanya teknologi tinggi,
tetapi kenyataannya manusia masih tetap ingin berinteraksi sosial, bertemu
muka, bergaul dll, tdk berkomunikasi hanya melulu menggunakan perangkat
teknologi komunikasi yg ada.
Kebutuhan akan kekuasaan: kebutuhan
ini terkait dg tingkatan dari seseorang
dlmmelakukan kontrol atas situasi dan lingkungan yg dihadapinya.
G. Teori Dua Faktor dari Herzberg
Teori ini dikembangkan oleh
Frederick Herzberg tahun 1950an atas hasil penelitiannya pada 200 orang
insinyur dan akuntan:
Motivating Factors (faktor pendorong pada kepuasan dlm
pekerjaan): adalah bbg kebutuhan yg tdp pd seseorang yg menuntut utk terpenuhi,
shg jika terpenuhi akan mendorong tercapainya kepuasan seseorang dlm pekerjaan
dan dia termotivasi utk terus menunjukkan kinerja yg baik. Yg termasuk
motivating factors adalah: kesempatan utk berprestasi (achievement);
adanya pengakuan dlm lingkungan pekerjaan (recognition); adanya
kesempatan utk bertanggung jawab (responsibility); adanya kesempatan utk
berkembang dan mengembangkan diri (advancement and growth).
Hygiene Factors (faktor pendorong
kepada ketidakpuasan dalam pekerjaan): jika kebutuhan akan kondisi lingkungan
yg diinginkan tdk terpenuhi, maka seseorang tsb merasa tdk puas dg lingkungan
pekerjaan. Termasuk dlm faktor ini
adalah: kebutuhan akan kebijakan dan administrasi perusahaan yg jelas dan adil
(company policy and administration); adanya supervisi yg memadai (supervision);
keserasian hubungan dg supervisi (relationship with supervision);
kondisi pekerjaan yg kondusif (working condition); gaji atau upah yg
layak (salary); hubungan yg baik antar pekerja (relationship with
peers); adanya penghargaan atas kehidupan pribadi (personal life);
hubungan yg serasi dg bawahan (relationship with subordinates); adanya
kejelasan akan status pekerjaan (job status); masa depan dari pekerjaan
yg dijalani (job safety).
H. Konsep Dasar Mengenai Perspekstif
Pengharapan
Ada 3 model terhadap pengharapan,
yaitu:
Pengharapan terhadap hasil: setiap orang tentu memiliki pengharapan thd
sesuatu yg diperoleh jika mereka menunjukkan perilaku tertentu. Misal seseorang yg memperbaiki cara kerjanya
tentu berharap sesuatu dari perbaikan tsb.
Dorongan terhadap motivasi: jika
seseorang memiliki perkiraan bahwa kinerja yg baik akan berakibat perolehan yg
baik sesuai yg diharapkan, hal tsb akan merupakan dorongan motivasi bagi
dirinya.
Pengharapan akan usaha yang perlu
dilakukan: Jika seseorang mengetahui akan memperoleh balasan yg wajar dari apa
yg dia lakukan, hal itu akan memotivasinya utk melakukan hal tsb.
I.Penghargaan Intrinsik dan Ekstrinsik
Ada dua jenis penghargaan yg menjadi
salah satu dasar dalam melakukan manajemen SDM, yaitu:
Penghargaan intrinsik adalah sesuatu
yg dirasakan langsung oleh diri seseorang ketika dirinya melakukan sesuatu.
Misal kepuasan dalam melakukan sesuatu, rasa plong telah melakukan sesuatu,
meningkatnya kepercayaan diri, dll.
Penghargaan ekstrinsik adalah
sesuatu yg akan diterima oleh seseorang di tempatnya bekerja dimana perolehan
tsb adalah sesuai dg harapannya. Misalnya bonus, pujian, promosi, dll.
J.
Tugas Para Manajer
Menentukan penghargaan2 yg
sebenarnya diharapkan oleh SDM dlm organisasi.
Menentukan kinerja yg diharapkan utk
mencapai tujuan organisasi dan tingkat kinerja yg diharapkan oleh manajer utk
setiap SDM agar bisa memperoleh penghargaan.
Penentuan tingkat kinerja yg wajar.
Penyelarasan kinerja dg penghargaan.
Analisis berbagai faktor yg
mempengaruhi keefektifan pemberian penghargaan.
Kepastian akan tk penghargaan yg
wajar atau memadai bagi pegawai.
K. Perspektif Penguatan Mengenai Motivasi
BF Skinner seorang psikolog
menjelaskan bahwa tindakan yg akan dilakukan oleh seorang pegawai akan sangat
dipengaruhi oleh perlakuan yg diterimanya akibat perilaku yg diterimanya di
masa lalu.
L. Modifikasi Perilaku
Di antara hal yg dpt dilakukan oleh
para manajer adalah melakukan modifikasi perilaku (behavior modification). Ada 4 jenis modifikasi perilaku yg dpt
dilakukan:
Penguatan Positif (positive
reinforcement): dilakukan dg memberikan perlakuan positif (pujian, bonus,
dll)
Pembelajaran melalui penghindaran
thd sesuatu (avoidance learning): dilakukan dg memberikan tindakan yg
adil thd kesalahan pegawai, misal pemotongan gaji bagi yg terlambat, dll.
Pengecualian atau peniadaan (extinction):
meniadakan kebijakan yg pernah ditentukan setelah dievaluasi ternyata kebijakan
tsb memberikan efek negatif pd sebagian pegawai.
Hukuman (punishment):
Memberikan hukuman kepada pegawai yg melakukan pelanggaran aturan, misal surat
teguran, pemotongan gaji, penurunan pangkat, dll
M. Perspektif Penyusunan Tujuan (goal setting theory)
Perspektif dari sudut kognitif
adalah sudut pandang manusia dalam memilih opini, kepercayaan, dan
lain-lain. Dalam menentukan tujuan,
sebaiknya para pegawai diajak ikut serta.
Ada 4 fase yg harus dilakukan oleh
manajer sehubungan dg penyusunan tujuan, yaitu:
- Penentuan tujuan atau target yg akan dicapai
- Penentuan apakah tujuan atau target tsb realistis atau memungkinkan
utk dicapai
- Mempertimbangkan dan menentukan kesesuaian tujuan dan target tsb dg
target tujuan individu dlm organisasi
- Jika tujuan organisasi sdh selaras dg tujuan individu, maka
individu akan termotivasi utk mencapai tujuan tsb dg menunjukkan perilaku
dan kinerja yg diharapkan.
No comments:
Post a Comment