Lingkungan dan organisasi
Apakah Lingkungan Organisasi itu?
Lingkungan:
himpunan suatu tekanan atau
kondisi sekitar sebuah organisasi yang memiliki potensi untuk
mempengaruhi cara beroperasi dan akses ke sumber daya yang langka
Domain (wilayah) organisasi: kisaran
tertentu dari barang
dan jasa yang organisasi hasilkan, serta pelanggan dan stakeholder lainnya yang dilayani.
Kenyataan di atas menunjukkan bahwa
organisasi tidak dapat mengabaikan bahwa mereka merupakan bagian dari
lingkungan, khususnya lingkungan masyarakat.
A.
Lingkungan Organisasi
Lingkungan Internal:
Pemilik Organisasi (owners)
Tim Manajemen (Board of Managers or
Directors)
Para Anggota atau Para Pekerja
(Employees)
Lingkungan Fisik Organisasi
(Physical Work Environtment):
1)
Sumbar
daya uang
2)
Sumber
daya alam
3)
Sumber
daya informasi
Lingkungan Eksternal:
Pelanggan (customer)
Pesaing (competitor)
Pemasok (supplier)
Patner Strategies (strategic
patners)
Regulator
Pemerintah (Government)
Masyarakat Umum (Society)
Lingkungan Specifik
Kekuatan selain kelompok
stakeholder yang secara langsung
mempengaruhi kemampuan organisasi untuk
mengamankan sumber daya. Contoh: pelanggan,
distributor, pesaing, suplier, dan pemerintah.
Organisasi harus terlibat
dalam transaksi dengan semua pemangku kepentingan di luar organisasi untuk mendapatkan sumber daya
dan bertahan hidup.
Lingkungan Umum
Kekuatan
yang membentuk lingkungan tertentu dan mempengaruhi kemampuan dari semua
organisasi pada
lingkungan tertentu untuk mendapatkan sumber daya yang diperlukan
B. Ketidakpastian (Uncertainty) dalam
Lingkungan Organisasi
Mengapa lingkungan itu penting?
Semua tekanan dari lingkungan
menyebabkan ketidakpastian pada organisasi
ketidakpastian
yang lebih besar akan membuat manajer lebih sulit untuk mengontrol aliran sumber
daya guna melindungi
dan memperbesar wilayah kerja mereka
Ada tiga sumber utama
ketidakpastian:
C. Sumber-sumber Ketidakpastian pada
Lingkungan
Kompleksitas Lingkungan: kekuatan, jumlah, dan
keterkaitan yang khusus dan umum yang harus dikelola oleh
suatu organisasi
Keterkaitan: meningkatnya kompleksitas
Dinamisme Lingkungan: tingkat dimana kekuatan lingkungan
yang spesifik dan umum berubah dari waktu ke waktu
Lingkungan yang Stabil: kekuatan
yang mempengaruhi pasokan sumber daya yang dapat diprediksi
Lingkungan Tidak Stabil (dinamis): apabila organisasi tidak dapat
memprediksi bagaimana perubahan pada lingkungan akan mempengaruhi mereka
Kekayaan Lingkungan: jumlah sumber daya yang tersedia
untuk mendukung wilayah kerja organisasi
D. Teori Ketergantungan Sumber Daya
Organisasi
tergantung pada lingkungan mereka guna memperoleh sumber daya yang mereka butuhkan untuk bertahan
hidup dan tumbuh.
Teori ketergantungan sumber
daya dapat digunakan untuk membantu organisasi mengelola lingkungannya.
Teori Ketergantungan Sumber Daya: berpendapat bahwa tujuan
dari suatu organisasi adalah untuk meminimalkan ketergantungan pada organisasi
lain, dalam hal:
Suplai sumber daya yang langka pada
lingkungannya
dan
untuk menemukan cara-cara mempengaruhi mereka untuk mengamankan sumber daya
yang diperlukan
Kuat atau tidaknya ketergantungan suatu organisasi pada organisasi
yang lain, tergantung pada:
Seberapa pentingnya sumber daya tersebut bagi kelangsungan hidup
organisasi
Sejauh mana kontrol organisasi lain terhadap sumber daya tersebut
Sebuah
organisasi harus mengelola dua aspek ketergantungan sumber dayanya :
Memaksakan pengaruh atas organisasi
lain sehingga dapat memperoleh sumber daya yang diinginkan
Dengan menanggapi kebutuhan
dan tuntutan organisasi lain atas
lingkungannya
E. Strategi Antar Organisasi untuk
Mengelola Ketergantungan Sumber Daya
Dua tipe dasar interdependensi yang
menyebabkan ketidakpastian:
Symbiotic interdependencies: terjadi antar organisasi dengan
suplier dan distributor
Competitive interdependencies: terjadi antar organisasi yang berkompetisi untuk input dan output yang
langka
Kesalingtergantungan ini dapat
dikelola melalui strategi antar organisasi:
Strategi
yang harus dipilih adalah yang menawarkan penurunan ketidakpastian paling tinggi, dengan sedikit mengurangi kontrol
1. Strategi Interorganisasi untuk
Mengelola Symbiotic Interdependencies
Membangun reputasi yang baik
Reputasi : keadaan di mana sebuah
organisasi diselenggarakan
secara baik dan dipercaya oleh pihak lain karena praktek-praktek bisnis
yang adil dan jujur
Reputasi
dan kepercayaan adalah mekanisme hubungan yang paling umum
untuk mengelola symbiotic
interdependencies (saling ketergantungan simbiosis)
Kooptasi: strategi untuk mengelola symbiotic interdependencies (saling
ketergantungan simbiosis)
dengan memberi mereka saham di organisasi
Membuat
stakeholder luar menjadi
stakeholder dalam
Aliansi strategis: adalah hubungan formal antara dua
atau lebih kelompok untuk mencapai satu tujuan yang disepakati bersama ataupun
memenuhi bisnis kritis tertentu yang dibutuhkan masing-masing organisasi secara
independen.
Merger adalah proses difusi atau penggabungan dua
perseroan dengan salah satu di antaranya tetap berdiri dengan nama perseroannya
sementara yang lain lenyap dengan segala nama dan kekayaannya dimasukan dalam
perseroan yang tetap berdiri tersebut.
Take Over kredit adalah memindahkannya dari kreditur satu
ke lainnya
2. Strategi untuk Mengelola Symbiotic
dan Competitif Resource Interdependencies
Joint venture: adalah kerja sama beberapa pihak
untuk menyelenggarakan usaha bersama dalam jangka waktu tertentu. Biasanya
kerja sama berakhir setelah tujuan tercapai atau pekerjaan selesai.
Minority Ownership: situasi dimana bisnis dimiliki
oleh anggota minoritas, dimana anggota tersebut adalah mereka yang berasal dari
ras berbeda, atau budaya yang berbeda, atau agama yang berbeda dari sebagian
besar orang di negara tsb.
Network: adalah jaringan dari system
komunikasi data yang melibatkan sebuah atau lebih system komputer yang
dihubungkan dengan jalur transmisi alat komunikasi membentuk satu system
Longterm Contract: Kontrak jangka panjang, biasanya tidak selesai
dalam satu tahun.
3. Strategi untuk Mengelola Competitive Resource Interdependencies
Collusion and cartels
Collusion: perjanjian rahasia antara
pesaing untuk berbagi informasi untuk tujuan menipu atau ilegal
Cartel: perhimpunan perusahaan-perusahaan yang secara eksplisit setuju
untuk mengkoordinasikan kegiatan mereka
Third-party linkage mechanism: badan pengawas yang
memungkinkan organisasi untuk berbagi informasi dan mengatur cara mereka
bersaing
Strategic alliances: dapat digunakan untuk mengelola
baik symbiotic maupun competitive interdependencies
Merger and takeover: metode utama untuk mengelola
saling
ketergantungan yang bermasalah
F.
Teori Biaya Transaksi (Transaction Cost)
Transaction costs: biaya negosiasi, monitoring,
dan mengatur pertukaran antara orang-orang
Bureaucratic costs: internal transaction costs
Membuat transaksi dalam
organisasi menjadi minimal
tapi tidak menghilangkan biaya pengelolaan transaksi
Transaction cost theory: tujuan dari suatu organisasi
adalah untuk meminimalkan biaya pertukaran sumber daya di lingkungan dan biaya
mengelola perubahan dalam organisasi
Several sources of transaction costs
G. Sumber-sumber Transaction Costs
Oportunisme: adalah suatu paham yang semata-mata
hendak mengambil keuntungan untuk diri sendiri dari kesempatan yang ada tanpa
berpegang pada prinsif tertentu.
Bounded rationality: keputusan yang dibuat dibawah
keterbatasan waktu dan sumber daya.
H. Transaction Costs dan Mekanisme Terkait
Transaction costs akan rendah
bila:
Organisasi bertukar barang-barang
dan jasa yang tidak spesifik
Ketidakpastian rendah
Ada banyak kemungkinan mitra
pertukaran
Transaction costs akan tinggi
bila :
Organisasi mulai bertukar barang dan
jasa yang spesifik
Ketidakpastian meningkat
Jumlah kemungkinan mitra pertukaran
berkurang
I.
Menggunakan Teori Transaction Cost untuk Memilih suatu Strategi
Antar-Organisasi
Teori Transaction cost dapat
digunakan untuk memilih strategi antar-organisasi
Manajer
dapat mempertimbangkan mekanisme
penghematan terkait biaya
transaksi khususnya terhadap biaya
birokrasi
Mekanisme terkait mencakup:
Keiretsu – Sistem yang dipakai di Jepang, untuk mencapai manfaat dari hubungan
formal tanpa menimbulkan biaya yang tidak diinginkan
Franchise – suatu bisnis dimana pengelolanya berwenang
untuk menjual produk perusahaan tertentu
di daerah yang
disepakati
Outsourcing - memindahkan penciptaan
nilai yang dilakukan di dalam organisasi untuk perusahaan luar
J.
Lingkungan Internasional dan Kegiatan Bisnis
Isu yang terkenal dalam hal ini
adalah “globalisasi”
Globalisasi pada prinsipnya
merupakan sebuah proses untuk menjadikan dunia menjadi satu, dimana batas-batas
geografis cenderung menjadi hilang.
Globalisasi dipacu oleh kemajuan
teknologi:
Transportasi
Komunikasi
Internet, dll
Berbagai bentuk kegiatan bisnis internasional:
Kegiatan ekspor-impor
Lisensi: kesepakatan dimana sebuah
perusahaan memperbolehkan perusahaan lain untuk menggunakan merek, teknologi,
hak paten, atau aset lainnya dengan membayar hak lisensinya.
Partner Strategis: kerja sama antar
perusahaan yg saling menguntungkan.
Contoh kerja sama antar perusahaan KFC, McDonald, A&W, dll.
Investasi Langsung: sebuah
perusahaan membeli sebagian atau keseluruhan aset atau melakukan investasi di
sebuah perusahaan di suatu negara tertentu.
Misal pembelian saham Indosat oleh Telkom Singapura, Freeport di Papua,
Exxon di NAD, pembelian saham PT Bank Niaga dan PT Bank Danamon oleh pihak
Singapura dan Malaysia.
Faktor-faktor terkait Bisnis Internasional:
Kontrol dalam perdagangan
internasional, ada 2 jenis:
Quota (pembatasan jumlah barang yg
diperdagangkan secara internasional, baik ekspor maupun impor).
Tariff (pembebanan pajak kepada
setiap barang yang diekspor atau diimpor)
Komunitas Ekonomi Internasional:
European Union, North American Free Trade Agreement (NAFTA), Asia Free Trade
Agreement (AFTA), ASEAN Economic Community (AEC), dll
Perbedaan Budaya Antarnegara
(Cultural Differences Across Nation): Misal Chevrolet Nuvo (General Motor)
tidak laku di Amerika Latin (Nuvo artinya tidak dapat berjalan; warna hijau
disukai di negara-negara Islam, tapi di negara lain dapat berarti kematian, dll.
No comments:
Post a Comment